24 Aug 2011

YA ALLAH


"Lidah kelu, malu bicara, pena menjadi saksi, kertas menjadi arca, nukilan ayat-ayat cinta ku persembah, sebagai tanda cintaku padamu wahai ciptaan Allah yang agung."

begitulah serba sedikit ayat yang pernah diguna untuk menyampaikan hasrat hati pada yang dia cintai... cuma di olah sedikit pada baris akhirnya, untuk tujuan pahaman semua...

"Dengarlah rintihan hati ini wahai ciptaan Allah yang maha agung, sukar bagiku untuk mengatur bicara ini, kerna tidak pernah ku rasa perasaan ini pada sesiapa, padamu sahaja ku sandarkan ia, bersaksikan Allah, berwalikan para syuhadah, ku lantunkan ayat-ayat cinta ini agar dikau mengetahuinya."

Wahai Ciptaan Allah Yang Maha Agung,
"Ku pertaruhkan naluri dan fitrahku untuk menyandarkan cinta ku padamu berdasarkan cinta ku pada sang pencipta. adakah kau juga merasainya? atau hanya aku yang menebar sejadah tanpa ada yang duduki?"

Wahai Insan Mulia Ciptaan Allah Yang Maha Agung,
(Petikan Ayat Cinta Dari Kitab Cinta:)
"Cintaku buatmu bagaikan huruf-huruf yang terpateri di setiap helaian kitabmu...
Cintaku buatmu bagai air yang mengalir di lautan yang sepi...
Cintaku buatmu seperti setianya sang awan kepada kekasihnya sang langit, biarpun hujan yang turun melimpahi bumi, awan tetap di dalam dakapan sang langit..."

(Bait Puisi Cinta Rabiah Al-Adawiyah:)
"Dua jiwa yang saling mencinta, tidak akan memerlukan tafsir, yang ada hanyalah ungkapan kerinduan dan rasa. barangsiapa merasa akan memahami, barangsiapa memahami akan menghayati. bagaimana kau akan mampu memaknakan rasa kasih dan cintamu ketika kau berhadapan dengan kekasihmu, kau seakan jauh, ketika dia memandangmu, kau selalu berpaling, dan ketika dia menemuimu, kau acuh kepadanya, padahal kekasihmu, selalu melihatmu, memperhatikanmu, di mana pun dan bila pun kau berada."

(Santapan Rehat Minda:)
"Pertama kali ku selak tabir di sebalik wajahmu seakan terasa dosa mengalir ke seluruh tubuhku, namun ku berbisik pada Allah, agar memaafkan diriku saat pertama ku terpandang senyummu, lirik matamu, bahas tubuhmu, menggugat iman ku, SUBHANALLAH, ASTAGHFIRULLAH, ampunkan aku ya Allah ya Khudaiya, tidak mampu ku tepis pujukan dan rayuan dari sang makhluk ciptaanMu.... seakan ku terpanah melihat mu, sekali lagi ku terpandang senyummu, lirik matamu serta bahas tubuhmu, kali ini ku pasti, Allah mula memurkai diriku, pasti telah Dia perintahkan malaikat untuk menjauhi diriku selain pencatat kebaikan dan keburukan ku yang terus melaksanakan tugasnya..."

(Doanya Rabiah Al-Adawiyah:)
"Tuhanku, jika ibadahku, hanya untuk menjauhkan diriku daripada api nerakaMu, maka kelak bakarlah aku dengan api nerakaMu. Jika sembahku hanya untuk meraih syurgaMu, maka haramkan syurgaMu atas diriku. Adapun bila ibadahku hanya ingin beroleh kasih sayangMu, berilah aku kurnia agungMu, anugerahkan kepadaku nikmat bisa melihat wajahMu, wahai yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia."

Wahai Insan Ciptaan Allah Yang Maha Agung,
"Terpanah hati tatkala pertama kali terpandang senyummu, lirik matamu, bahas tubuhmu, tapi ku coba menepis ia agar tidak mengundang amarah sang pencipta kepadaku, tapi... apakan daya, ku insan ciptaanNya yang tidak cukup imannya, yang longgar fitrahnya, yang bergejolak nalurinya, yang membara nafsunya... keinginanku padamu membuatkan diriku terbayang dirimu setiap detik, setiap saat, setiap menit, setiap hari... seakan sukar terhenti untuk mengingatimu... Ya Allah, tatkala, ku menutup mataku, ku masih jua terpikir akan dirinya, ampuni diriku ya Allah, kerna tidak dapat ku tepis perasaan ini, saat mataku terlelap, ku masih juga melakukan maksiat di hadapanMu secara terang-terangan, bersaksikan para malaikat yang menjunjung arasyMu, ya Allah, betapa malunya diri ini ketika berkelana sebegitu rupa."

Naluri dan Fitrah dua benda yang berbeza, tapi jika disatukan, serta tidak berlawan kandungnya Naluri dan Fitrah itu, maka teguhlah keimanan terhadapMu sahaja, apakan daya, ku akui diri ini longgar dari nalurinya, tidak ketat ikatan terhadapnya.... ampun kan ku ya Allah... seandainya ku ditakdirkan untuk tidak mencium bau syurgamu oleh kerana perlakuan ku ini, ku reda ya Allah, ku terima nerakaMu, jika aku selayaknya di situ, namun jika adanya sayangmu terhadapku, izinkanku menatap wajahMu biarpun seketika cuma buat penghilang rinduku padaMu selama ini....

(Rintihan Di Atas Sejadahnya Si Sang Pencuri Yang Memasuki Rumahnya Rabiah Al-Adawiyah:)
"Jika tuhan tidak membisikkanku. Tidakkah engkau mahu melakukan maksiat terhadapNya. meskipun kau mampu menyembunyikan dosa-dosamu di hadapan segenap hambaNya. dalam keburukan dan kelalaian, engkau pasti mendatangiNya. apa kata-katamu kepada Tuhanmu kelak jikalau Dia mengherdik dan mengusir dirimu?"

Sekiranya, cintaku, kasihku, sayangku padanya melebihi apa yang patut untuk dirimu Allahku, maka ku pohon di hadapMu, ku ratap di lantai arasyMu, ku tangis di balik tabirMu, kau cabutlah segala cintaku, kasihku, sayangku pada makhluk ciptaan mu yang telah di anugerahkan akal olehMu agar segalanya dimuarakan hanya padaMu sahaja, tidak lagi pada insan yang bernama Makhluk CiptaanMu yang Teragung. Selamanya... hanya akan ada diriMu sahaja yang bertakhta serta berhak ke atas diriku... padamkan semuanya.... sandarkan ia padaMu ya Allah.... tidak tertanggung perihnya, hanya dirimu yang berhak menyentuh diriku serta tempat ku bermadu kasih, sampaikan salam ku pada para syuhadah, serta, temukan diriku pada rasulullah, agar bisa ku cerita semuanya pada baginda betapa perihnya tanggunganku ini tatkala pemergiannya...

amin yarabbal alamin :)

No comments:

Post a Comment